Seputar Ulang Tahun


Bagiku, setiap hari adalah hari lahir. Sebab setiap kali membuka mata akan selalu ada hal-hal baru yang harus ditemui. Meski sudah tersetting didalam otak bahwa yang dilakukan setiap hari itu hanya kegiatan rutin yang memang sudah biasa setiap harinya dilakukan dan harus dilakukan. Seperti halnya bangun tidur, mandi, makan, kemudian menjalankan kesibukan, makan, pulang mandi, hingga terlelap kembali. Bukankah itu hanya sebuah rutinitas belaka?
Namun, orang-orang benar. Ulang tahun memang perlu di rayakan. Semacam ada ritual wajib juga yang harus dijalankan. Tiup lilin, potong kue, topi kerucut, lampu warna-warni, dikelilingi kawan dekat, dan masih banyak hal yang berhubungan dengan ulang tahun. Dan aku adalah salah satu orang yang tidak menyukai upacara tiup lilin ataupun prosesi potong kue. Itu hanya kegiatan biasa yang bisa dilakukan oleh semua orang.
Dan bagiku, itu memang tidak perlu. Memperingati berkurangnnya umur atau bertambahnya usia hanyalah ritual yang biasa dilakukan orang-orang setiap tahunnya. Mungkin bagi mereka yang merayakan, hal seperti itu akan terlihat senang dan bahagia. Aku lebih senang di hujani doa-doa saja. Tidak perlu kado berupa benda atau hal berbayar yang lainnya. Aku hanya tidak enak jika tidak bisa mengembalikan. Sebab bagiku, diberi sama halnya dituntut memberi. Tapi entahlah, ini menurutku. Lalu bagaimana menurutmu?
Saat tanggal ulang tahun tiba, orang-orang yang merayakan pasti akan merasa bahagia, gembira dan biasanya penuh tawa. Ada yang berlomba untuk eksis dengan apa yang dirayakannya. Memposting keakraban dengan kawan dan orang tua. Kau tahu, tidak semua orang yang merayakan ulang tahunnya bahagia. Terkadang mereka hanya pura-pura. Sebab ada hal lain yang lebih membahagiakan selain pesta potong kue saja.
Sudah aku bilang, tanggal 13 Juni bukanlah hari lahir untukku. Tetapi, hari aku terlahir kembali. Kau tahu, hari lahir dan hari terlahir kembali itu berbeda. Aku lebih bahagia di hujani doa-doa daripada bunga-bunga. Meskipun kau ingin memberi bunga ya tak apa. Akan aku terima dengan senyum bahagia.
Dan kau tahu, doa yang kau haturkan untukku itu sama halnya kau juga menghaturkan doa untuk dirimu sendiri. Terima kasih atas segala doa dan kesempatan waktu untuk mengirim doa-doanya. Semoga semuanya senang diiringi keberkahan dan kebahagiaan.  Salam.

Magelang, 13 Juni 1999

Komentar

Postingan Populer