Mahasiswa dan Kampus
Seperti apa sebenarnya kampus yang diidamkan oleh mahasiswa masa kini? Tentu hal tersebut tidak dapat disama ratakan dengan kampus idaman di masa dulu. Misal saja, mahasiswa dulu sungguh berjuang mati-matian mengikuti tes sana sini lalu gagal dan ikut lagi supaya dapat masuk ke Perguruan Tinggi yang bahkan tentu belum negeri. Sedangkan siswa masa kini begitu mudahnya hanya menghadap laptop bermerk yang cukup mahal kemudian searching tentang kampus mana yang populer lalu tinggal klik-klik- dan klik lagi sudahlah dapat menjadi mahasiswa di kampus tersebut apalagi bila ada orang dalam sungguh lebih mulus prosesnya.
Bisa jadi hal tersebut akan memberi sedikit perbedaan ketangguhan yang dialami akademisi di masa lalu dengan akademisi di masa kini. Melalui tempaan yang begitu keras, dan harus berjuang menghadapi ujian berulang-ulang, maka ilmu yang diperoleh pun akan sangat membekas dan tertanam dalam diri.
Sudah kita ketahui, bahwa mahasiswa adalah agent of change bagi lingkungan sekitarnya. Pernyataan itu selalu dilontarkan oleh kakak-kakak tingkat saat masa pengenalan kampus berlangsung. Memang, penanaman rasa sebagai mahasiswa haruslah ditanamkan sejak dini saat masuk ke perguruan tinggi apalagi kepada mahasiswa yang masih unyu, ah maksudnya mahasiswa baru.
Mahasiswa bukan lagi manusia yang hanya mengerti lebih luas, yang hanya bergerak lebih luas, tetapi juga harus dapat memberikan perubahan lebih luas. Misal saja, orang yang telah menjadi mahasiswa di lingkungannya pasti akan dipandang berbeda. Karena bagi mereka mahasiswa adalah orang yang serba tahu dan dapat melakukan apapun untuk kepentingan bersama. Meski nyatanya tidak begitu.
Dunia perkuliahan pun tidak seperti halnya di sekolah. Semuanya sudah berbeda, jadi jangan heran jika seorang mahasiswa pernah berpikir liar apalagi membantah dan memusuhi kampusnya sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya keterbukaan antara mahasiswa dan kampus agar tercapai dharma Perguruan Tinggi.
Sebagai masyarakat kampus pun seharusnya dosen dan mahasiswa memiliki hubungan baik dan saling mendukung. Ibaratnya, mahasiswa sebagai anak dan dosen ataupun petinggi kampus lainnya sebagai orang tua yang sama halnya mendukung segala aktivitas positif keduanya.
Sudah saatnya, kita sebagai mahasiswa mendapat kebebasan sepenuhnya dalam berekspresi positif dan menyebarkan seluas-luasnya. Jangan sampai kampus menetapkan larangan-larangan yang terkesan menyudutkan mahasiswa atau seolah-olah memposisikan mahasiswa sebagai manusia yang selalu salah.
Jika saja mahasiswa dan kampus memiliki jalinan atau hubungan yang sama eratnya dengan seorang anak terhadap kedua orang tuanya, pastilah segala hal pelik dapat diselesaikan dengan mudah. Yang terpenting antara mahasiswa dan kampus haruslah ada keterbukaan.
😁
Komentar
Posting Komentar